Jumat, 25 Oktober 2013

1 dari 4 perempuan tua Indonesia osteoporosis

Seperempat atau satu dari empat perempuan Indonesia berusia di atas 50 tahun terkena osteoporosis (tulang keropos), menurut penelitian Jakarta Osteoporosis Center.

Menurut dr Gunawan Tirtarahardja, CCD, CDT dari Jakarta Osteoporosis Center, penelitian tersebut dilakukan pada 2006 terhadap 1790 orang sehat tanpa penyakit patah tulang atau tidak pernah mengonsumsi kalsium, yang terdiri dari 900 perempuan dan 890 laki-laki.

"Sedangkan pada umur 70 tahun ke atas, satu dari dua perempuan terkena osteoporosis," kata Gunawan saat jumpa pers di Rumah Sakit Medistra, Jakarta Selatan, Kamis.

Dia menyebutkan bahwa perempuan memiliki empat kali kemungkinan lebih besar menderita osteoporosis dibandingkan laki-laki. Hal tersebut karena adanya perubahan hormon yang drastis pada masa menopause perempuan.

"Perempuan kena double impact. Pada saat menopause dan pada saat usia lanjut," katanya.

Jumlah tersebut, kata Gunawan, jauh lebih besar 8-10 persen dibandingkan jumlah yang terjadi di Amerika Serikat.

Lebih lanjut, dia memaparkan bahwa puncak massa tulang Indonesia berkisar di umur 20-39 tahun. Dia menyebutkan bahwa semakin tinggi puncak masa tulang, semakin kecil juga kemungkinan seseorang menderita osteoporosis.

"Naik 10 persen saja dari yang ada sekarang, bisa menaikkan 50 persen kemungkinan patah tulang karena osteoporosis," katanya.

Sumber : Antara

Kamis, 24 Oktober 2013

Penyebab usia wanita lebih panjang dari pria

Sebuah penelitian membuktikan wanita dapat berumur lebih panjang dibandingkan pria karena sistem kekebalan tubuh mereka lebih lambat menua. Dengan ketahanan tubuh yang terus melemah, kerentaranan pria terhadap penyakit memperpendek rentang hidup mereka.

Ilmuwan Jepang melakukan tes fungsi kekebalan untuk melihat indikasi usia biologis. Sistem kekebalan tubuh melindungi dari infeksi dan kanker tetapi menyebabkan penyakit bila tidak diatur dengan baik. Studi di Jepang menyelidiki pertanyaan kontroversial apakah hubungan usia dengan sistem kekebalan tubuh bertanggungjawab atas perbedaan harapan hidup rata-rata antara pria dan wanita.

Profesor Katsuiku Hirokawa dari Universitas Kedokteran dan Kedokteran Gigi Tokyo mengalisis sampel darah dari 356 pria dan wanita sehat berusia antara 20 dan 90 tahun. Mereka mengukur kadar sel darah putih dan molekul yang disebut sitokin, yang berinteraksi dengan sel-sel sistem kekebalan tubuh untuk mengatur respon tubuh terhadap penyakit.

"Perubahan terkait dengan usia dalam berbagai parameter kekebalan tubuh berbeda antara wanita dan pria. Temuan kita mengindikasikan tingkat yang lebih lambat dalam penurunan parameter kekebalan tubuh pada wanita dibandingkan pria, yang konsisten dengan fakta bahwa wanita hidup lebih lama daripada pria," papar Hirokawa dan rekannya dalam laporan di jurnal Imunitas dan Penuaan dikutip BBC. Dosen senior di royal Veterinary College, Donald Palmer mengatakan studi pada tikus memberikan hasil yang sama.

Sumber: Republika

Sabtu, 19 Oktober 2013

Kepadatan tulang menurun di usia 20-an, ini penyebabnya

Umumnya osteoporosis dikenal dengan penyakit orang tua, tapi ternyata usia 20-an juga bisa terkena risiko osteoporosis. Hal ini bisa disebabkan dari beragam hal, mulai dari karena minum obat-obatan tertentu hingga anoreksia.

"Usia 20 tahunan itu juga bisa terkena, tapi bukan karena proses yang fisiologis. Mungkin karena dia mengonsumsi obat-obatan tertentu seperti orang yang penyakit asma itu kan dia minum kortiko steroid, itu kan membuat kalsiumnya jadi kurang," kata Dr. dr. Fiastuti Witjaksono, MSc. MS. Sp.GK.

Hal tersebut disampaikan pada acara Media Launch Fonterra Brands Indonesia Dukung Penuh Komitmen Jakarta Bebas Osteoporosis, di The Cone, FX Lifestyle Center, Jakarta Selatan.

dr Fiastuti juga menjelaskan bahwa hal ini terjadi bukan karena proses penuaan, namun karena konsumsi obat, pola makan, tubuh yang terlalu kurus atau tidak sesuai berat ideal juga akan bisa terkena risiko osteoporosis. "Nah kalau baru usia 20 tahunan kepadatan tulangnya sudah menurun hingga -2,1 berarti sudah terjadi osteopedi, yang artinya sudah mulai kekurangan kalsium. Itu masih bisa diatasi," ujar dr Fiastuti.

Guna mengatasinya, dr Fiastuti menyarankan agar cukup minum dan makan yang mengandung kalsium, misalnya teri. Menurutnya, teri dapat dimakan beserta tulangnya, sehingga kalsiumnya tinggi. Lalu minum susu secara teratur, seperti susu tinggi kalsium.

"Tadi kan sudah saya tafsirkan, usia dewasa muda itu 9 sampai 18 perlu 1.300 mg, 19 sampai 50 butuh 1.000 mg. Dari situ kita bisa hitung berapa yang kita butuhkan. Misalnya susu biasa itu sekitar 200 mg, kalau susu kalsium tinggi itu 500 mg. Dari ikan tergantung beratnya, tapi kalau teri lebih banyak," tuturnya.

dr Fiastuti juga mengatakan bahwa penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kalsium yang dikonsumsi wanita Indonesia cukup rendah dan hanya 300mg. Sangat jauh dari kebutuhan per hari. oleh karena itu ia menganjurkan agar sejak mudah baik pria dan perempuan sebaiknya mulai sadar untuk mengonsumsi cukup kalsium, dan menjauhi gaya hidup yang tidak sehat. Agar tidak terkena risiko osteoporosis atau osteopedi pada usia dini.

Selain itu penyakit ini tidak menunjukkan gejala namun bisa tiba-tiba membahayakan, oleh karena itu meskipun merasa sudah cukup sehat, asupan kalsium juga tetap harus diperhatikan. Untuk mengetahui kepadatan tulang, dapat dilakukan dengan bone scan.

"Kadang orang merasa masih muda, masih sehat. Padahal kan kita tidak tahu kalau kepadatan tulangnya sudah turun. Ini silent disease, enggak ada gejala tapi bisa bahaya," kata dr Fiastuti.

Sumber: Detik Health

Jumat, 18 Oktober 2013

Bedakan asam urat dengan artritis reumatoid

Meskipun sama-sama membuat sendi terasa nyeri, artritis reumatoid dan asam urat merupakan dua kondisi yang berbeda. Sayangnya masyarakat masih sering menganggap keduanya merupakan penyakit yang sama. Lantas apa sebenarnya perbedaan antara artritis reumatoid dan asam urat?

"Memang sekarang masyarakat awam itu sering menyamakan penyakit rematik dengan asam urat. Jadi kalau ada sakit di sendi, selalu menyalahkannya asam urat, padahal itu belum tentu," ujar dr Andry Reza Rahmadi, SpPD, MKes, dokter spesialis penyakit dalam RS Hasan Sadikin Bandung.

Hal tersebut ia sampaikan dalam acara konferensi pers 'Kenali Artritis Rematoid', yang diselenggarakan di The Energy Building, Jl Jend Sudirman, Jakarta.

Menurut dr Andry, asam urat itu sendiri sendi yang paling sering terkena biasanya ibu jari kaki, tapi tidak menutup kemungkinan di lutut atau pergelangan kaki juga bisa, atau bahkan di tangan. Sementara artritis reumatoid, yang paling sering terserang adalah tangan, mulai dari ibu jari tangan, pergelangan tangan, dan siku.

"Dan yang paling penting artritis reumatoid terjadi di kedua sisi tangan, kanan dan kiri. Sementara kalau asam urat hanya di sisi sebelah. Selain itu kalau asam urat biasanya yang terserang satu sendi dulu, kalau artritis reumatoid banyak sendinya," terang dr Andry.

Artritis reumatoid terjadi hampir di semua bagian sendi, termasuk sendi rahang, tulang dada, bahu, siku, pergelangan tangan, jari tangan, lutut, pergelangan kaki, dan jari kaki. Jika misalnya menyerang jari tangan, maka artritis reumatoid akan menyerang semua jarinya. Sementara asam urat hanya satu jari saja yang terkena. Bagaimana dengan penyebabnya?

"Beda juga penyebabnya, kalau asam urat biasanya ya karena kadar asam urat yang tinggi, misalnya karena kekurangan enzim tertentu yang menyebabkan metabolismenya tak sempurna dan akumulasi asam urat di dalam darahnya juga menjadi tinggi. Akumulasi asam urat yang tinggi di dalam darah ini nantinya bisa menyebabkan pengkristalan di dalam sendi. Nah, itu yang bisa menyebabkan reaksi peradangan," tutur dr Andry.

Untuk pengobatannya, untuk asam urat misalnya ada obat-obat yang bisa menurunkan kadar asam urat. Penting juga untuk membatasi makanan, sebab asam urat sumbernya sebagian besar dari makanan, misalnya makanan yang tinggi protein purin. Protein purin ini asalnya dari protein hewani seperti jeroan, daging-daginganm dan sayur seperti kacang-kacangan.

"Jadi kalau punya asam urat tinggi tidak boleh banyak makan jeroan, nanti asam uratnya akan semakin tinggi. Sayur-sayuran tertentu seperti kacang-kacangan juga asam uratnya lebih tinggi dibandingkan dengan sayuran yang lain. Jadi selain harus mengatur makanan, kita juga harus olahraga untuk menurunkan kadar asam urat ya," tegas dr Andry.

Sumber: Detik Health

Rabu, 16 Oktober 2013

Tinta dari bungkus gorengan turunkan daya ingat

Bungkusan kertas biasanya dipilih pedagang gorengan untuk menjadi wadah jajanan tersebut. Namun, waspada jika di dalam bungkusan tersebut dari koran atau ada ada tintanya.

Dosen di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB, Prof Dr Nuri Andarwulan, tinta dari bungkusan gorengan bisa menurunkan daya ingat seseorang alias pikun.

"Sekarang seringnya kertas putih bekas ketikan. Tapi yang polos untuk bagian luarnya, yang dalamnya yang bertinta. Ini kebalik," ujar Profesor Nuri.

Menurutnya, kertas yang digunakan untuk makanan seperti gorengan sebaiknya kertas minyak. Jika tidak ada, kertas yang polosan tanpa tinta. Alasannya, tinta di kerta itu mengandung logam berat. Dan jika terkena ke makanan dan dikonsumsi bisa memicu gangguan kesehatan.

"Logam berat itu terakumulasi mengikuti metabolisme kalsium, sehingga merugikan tulang dan gigi. Selain ke tulang, bisa ke otak yang membuat penurunan daya ingat, serta alzheimer," ujarnya.

Sumber: Liputan6

Rabu, 09 Oktober 2013

Ternyata, ketindihan tidak berkaitan dengan hal mistis

Sebagian orang mungkin pernah mengalami kejadian ketindihan, namun hal tersebut kerap kali dikaitkan dengan fenomena mistis. Padahal sebenarnya ketindihan merupakan suatu proses sleep paralysis yang tak ada kaitannya dengan hal mistis.

Ketindihan semata merupakan tanggapan tubuh atas kurangnya jam tidur yang dimiliki sehingga tubuh merasa sangat lelah. "Sleep paralysis menyebabkan tubuh berada antara sadar dan tidak. Dalam keadaan ini sangat mungkin seseorang melihat atau mendengar sesuatu yang sebetulnya tidak ada," kata spesialis tidur, dr Andreas Prasadja, RPSGT.

Lebih lanjut, Andreas menjelaskan bahwa siklus tidur terdiri atas ringan, sedang, dalam, hingga bermimpi. Mimpi merupakan tanda tubuh memasuki siklus tidur rapid eye movement (REM) yang ditandai gerakan mata yang cepat.

Pada saat tidur REM, tubuh sudah dalam keadaan sangat rileks. Dalam keadaan ini seseorang sudah sangat sulit menggerakkan tubuh atau menarik napas dalam yang membutuhkan otot ekstra. Tubuh yang sudah sangat rileks ternyata tidak dibarengi pikiran yang belum sepenuhnya masuk ke alam mimpi. Akibatnya dalam sleep paralysis, seseorang berhalusinasi melihat atau mendengar sesuatu yang sebetulnya tidak ada.

Dalam keadaan belum sepenuhnya tertidur, tetapi tidak mampu meggerakkan tubuh atau bernapas, tentu menimbulkan kekhawatiran. Ditambah halusinasi suatu sosok atau suara, maka jadilah fenomena ketindihan yang banyak dikenal masyarakat.

"Kekurangan tidur, apalagi yang ekstrem, menyebabkan tubuh tidak bisa menyeimbangkan diri sehingga terjadi yang disebut ketindihan. Kejadian ini bisa menimpa laki-laki atau perempuan tanpa pandang usia, selama mengalami kekurangan tidur," kata Andreas.

Untuk mencegah terjadinya sleep paralysis, Andreas menyarankan untuk mencukupi jam tidur. Kecukupan jam tidur menyebabkan tubuh memiliki cukup waktu untuk istirahat dan mengganti sel yang rusak. Tidur lebih kurang 8 jam per hari juga baik untuk kemampuan konsentrasi dan ketenangan emosi saat pagi hari.

Jangan menyetir

Sleep paralysis merupakan tanda tubuh kekurangan jam tidur. Kurangnya jam istirahat menyebabkan tubuh tidak bisa berkonsentrasi atau menampilkan kinerja maksimal.

"Dalam keadaan ini, jangan pernah menyetir. Menyetir dalam keadaan ngantuk rawan terjadi kecelakaan. Lebih baik istirahat sebentar sebelum melanjutkan kerja atau menyetir," kata Andreas.

Bila sleep paralysis terus terjadi, Andreas menyarankan untuk segera berkonsultasi ke dokter terkait. Hal ini untuk menanggulangi adanya gangguan tidur yang lebih serius, semisal narcolepsy atau sleep apnea.

Sumber: Kompas Health

Selasa, 01 Oktober 2013

Anggur merah tingkatkan sistem kekebalan tubuh

Dua zat yang ditemukan pada anggur merah dan blueberry dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh manusia, demikian hasil satu studi peneliti dari Oregon State University.

Resveratrol pada anggur merah dan pterostilbenedari blueberry dapat bekerja bersama dengan vitamin D untuk meningkatkan ekspresicathelicidin antimicrobial peptide, atau gen CAMP, pada manusia. Gen itu terlibat pada fungsi kekebalan, kata beberapa peneliti.

"Dari studi atas ratusan bahan, cuma dua yang mencuat," kata Adrian Gombart, Asisten Profesor di College of Science di universitas itu, di dalam satu pernyataan.

"Sinergi zat tersebut dengan vitamin D untuk meningkatkan ekspresi gen CAMP penting dan menarik. Itu adalah interaksi yang sangat menarik," kata Gombart.

Resveratrol telah menjadi objek puluhan studi mengenai sejumlah manfaat, mulai dari meningkatkan kesehatan jantung dan pembuluh darah sampai memerangi kanker dan meredakan radang.

Namun, penelitian itu adalah yang pertama memperlihatkan sinergi nyata dengan vitamin D yang meningkatkan ekspresi CAMP beberapa kali lipat, kata para peneliti tersebut, demikian laporan Xinhua.

Gen CAMP sendiri juga menjadi objek banyak studi, sebab gen itu telah diperlihatkan memainkan peran penting dalam sistem kekebalan tubuh "bawaan", atau jalur pertahanan pertama tubuh dan kemampuan untuk memerangi infeksi bakteri.

Reaksi kekebalan bawaan sangat penting sebab banyak antibiotik makin kehilangan keefektifannya.

Hubungan kuat telah terbentuk antara tingkat memadai vitamin D dan fungsi gen CAMP. Namun, penelitian baru tersebut menyatakan zat tertentu lain mungkin memainkan peran juga, kata para peneliti itu di jurnal Molecular Nutrition and Food Research.

Akan tetapi, mereka mengingatkan temuan itu dibuat pada susunan sel laboratorium dan tidak terbukti hasil serupa akan terjadi jika kedua buah tersebut dikonsumsi.

Penelitian lebih lanjut dapat menghasilkan pemahaman lebih baik mengenai bagaimana makanan dan gizi mempengaruhi fungsi kekebalan tubuh, dan mungkin menghasilkan perkembangan zat yang secara alamiah bermanfaat bagi pengobatan serta dapat mendorong reaksi kekebalan bawaan, kata para peneliti itu di dalam laporan mereka.

Sumber: Antara
© anieshsibunge.